MAMUJU, INISULBAR.COM,- Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat terus memperkuat upaya pengendalian penyakit tidak menular (PTM), khususnya hipertensi dan diabetes melitus (DM). Berdasarkan data tahun 2025, capaian layanan bagi penderita hipertensi di Sulawesi Barat mencapai 83,5%, sedangkan layanan bagi penderita diabetes melitus masih tergolong rendah, yaitu 58,76%.
Data ini disampaikan oleh Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat, dr. Indahwati Nursyamsi, dalam kegiatan Evaluasi Program Prioritas yang dilaksanakan di Café Paulle, Mamuju, pada Selasa, 28 Oktober 2025.
“Meski rata-rata cakupan hipertensi sudah cukup baik, masih ada beberapa kabupaten yang perlu peningkatan, seperti Mamasa dan Polewali Mandar. Sedangkan untuk diabetes, capaian di bawah 60% menunjukkan perlunya edukasi lebih kuat tentang pentingnya skrining dan pengobatan rutin,” ujar dr. Indahwati.
Kabupaten Pasangkayu menjadi daerah dengan capaian tertinggi untuk dua indikator tersebut dengan capaian 119,7% untuk hipertensi dan 80,37% untuk diabetes yang dapat dijadikan contoh praktik terbaik bagi kabupaten lain dalam menjangkau masyarakat dan meningkatkan kepatuhan pasien terhadap pengobatan.
Sementara itu, kabupaten dengan capaian terendah untuk layanan hipertensi adalah Mamasa (64,49%), dan untuk layanan diabetes adalah Mamasa (36,50%).
Kendala utama di antaranya adalah keterbatasan tenaga kesehatan, akses geografis, serta rendahnya kepatuhan masyarakat terhadap pengobatan jangka panjang.
Plt. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat, dr. Nursyamsi Rahim, menegaskan pentingnya penguatan pelayanan kesehatan dasar yang responsif terhadap penyakit tidak menular.
“Upaya pengendalian hipertensi dan diabetes merupakan bagian dari misi Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat untuk membangun sumber daya manusia yang unggul dan berkarakter, sebagaimana digagas dalam Panca Daya ke-3 menuju terwujudnya Sulawesi Barat Maju dan Sejahtera,” ujarnya. (*)

