SPAB Mamuju Jadi Rujukan Nasional: Model Pendidikan Aman Bencana yang Diakui

oleh
oleh

Mamuju, Inisulbar.com, – Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) Kabupaten Mamuju semakin mendapat perhatian nasional. Saat ini, SPAB Mamuju dianggap sebagai salah satu model terbaik di Indonesia dalam menerapkan pendidikan aman bencana. Hal ini diungkapkan oleh Bang Acung, anggota Sekretariat Bersama (Sekber) SPAB nasional.

“SPAB Mamuju sekarang ini sudah jadi kabupaten yang menjadi rujukan nasional. Perkembangannya dianggap paling baik di antara kota atau kabupaten lain di Indonesia,” ujar Bang Acung dalam sebuah wawancara.

Menurutnya, kemajuan pesat yang dicapai Mamuju tidak hanya berdampak lokal, tetapi juga menjadi inspirasi bagi banyak wilayah di Indonesia dalam membangun kesiapsiagaan bencana di lingkungan pendidikan.

Bang Acung juga menyebutkan bahwa Haedar, Sekretaris bersama SPAB Mamuju, beberapa kali diundang untuk membagikan praktik baiknya dalam forum nasional.

“Beberapa kali Pak Haedar memberikan sharing praktiknya di forum nasional. Ini membuktikan bahwa SPAB Mamuju telah berhasil menjadi model bagi kabupaten lain,” tambahnya.

Sebagai kabupaten yang berada di kawasan rawan bencana, Mamuju mengambil langkah proaktif dengan melatih lebih dari 1.200 guru dan tenaga kependidikan sejak 2021 untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan pemahaman mitigasi bencana. Hal ini menjadi pilar penting dalam menjaga keselamatan siswa dan memastikan lingkungan pendidikan tetap aman.

Dampak dari langkah ini juga dirasakan oleh para orang tua di Mamuju, yang merasa lebih tenang dengan adanya sekolah-sekolah yang telah terlatih menghadapi situasi darurat.

Pemerintah Kabupaten Mamuju berharap keberhasilan SPAB dapat terus berkembang dan menginspirasi lebih banyak daerah di Indonesia untuk menciptakan lingkungan pendidikan yang aman dan tangguh terhadap bencana.

Dengan SPAB Mamuju yang kini diakui sebagai rujukan nasional, kabupaten ini membuktikan bahwa kerja sama antara pemerintah, sekolah, dan masyarakat dapat menciptakan solusi konkret bagi tantangan bencana di sektor pendidikan. (*)