Mengenal “Trichotosia Andreas” Anggrek Berbulu Endemik Mamasa nan Langka

oleh

Mamasa, inisulbar.com — Wilayahnya yang masih asri dan berada di pegunungan yang juga masuk dalam kawasan taman nasional gandang dewata, menjadikan Mamasa menjadi surga flora dan fauna endemik khas pulau Sulawesi.

Masih terawatnya hutan hujan tropis dikawasan ini yang menjadi habitat dari berbagai spesies flora membuat kawasan ini kerap didapati flora endemik yang sangat langka bahkan belum masuk dalam database maupun katalog botani.

Salah satunya endemik anggrek dari keluarga Trichotosia yang didapatkan andre pengelola wisata Sawo Tondok Bakaru di hutan Mamasa setahun lalu. Anggrek yang kemudian dinamakan “Trichotosia Andreas” Itu memiliki keunikan yang tidak dimiliki oleh anggrek lain yaitu bulu-bulu halus berwarna putih dan hijau sepanjang batangnya.

Anggrek itupun sudah didaftarkan ke BKSDA dan telah diperoleh izin penangkarannya agar dapat dibudidayakan oleh masyarakat Mamasa, khususnya di kawasan wisata Tondok Bakaru.

“Anggrek ini sangat langka, mungkin juga satu-satunya trichotosia yang memiliki bulu-bulu di dunia, untuk varietasnya ini telah kami daftarkan ke BKSDA dengan nama Trichotosia Andreas kalau nama ilmiahnya masih berproses,” ucap Andreas pengelola Wisata Sawo Tondok Bakaru

“Hingga saat ini sudah ada 3 varietas yang menjadi endemik Mamasa dan itu sangat langka. Dua lainnya yaitu bulbophyllum Inumtum dan ada satu lagi anggrek yang memiliki tanduk,” Jelasnya

Bunga-bunga anggrek tersebut biasanya berbunga di pertengahan tahun, dengan lama pemekaran hanya satu hingga dua minggu. Pemerintah setempat pun bersama stakeholder terkait seperti bank Indonesia perwakilan Sulawesi Barat akan memberikan bantuan berupa laboratorium kultur jaringan sebagai media dalam pengembang biakan tanaman anggrek berbasis teknologi.

“Harapan kami sebagai pengelola wisata dan pembudidaya anggrek agar pemerintah dapat hadir untuk melakukan pendampingan akan manajemen pemeliharaan dan pembudidayaan tanaman anggrek, serta juga memberi dukungan akan kebun-kebun plasma sebagai media budidaya,” Harap andre

“Jika kebun-kebun plasma ini tidak diperbanyak dengan dukungan pemerintah maka pembudidayaan tanaman anggrek di kabupaten Mamasa tidak akan maksimal meskipun ada laboratorium kultur jaringan yang nanti hadir di wilayah ini, ” Pungkasnya.