Mamuju, iS – Kepala dinas perkebunan Prov Sulbar, menyebutkan, Terkait aspek pengelolaan budidaya perkebunan kelapa sawit agar tidak terjadi kerusakan lingkungan, harus menjadi perhatian bersama demi keamanan masyarakat Sulbar selaku petani perkebunan kelapa sawit.
Hal itu di sampaikan kadisbun Sulbar Abdul. Waris Bestari dalam rapat Workshop tentang Kebijakan Pembangunan Perkebunan Kelapa Sawit Berkelanjutan di Wilayah Sulbar yang berlangsung di Grand Hotel d’Maleo Mamuju, Jumat (31/01/20) kemarin.
Terkait aspek pengelolaan budidaya perkebunan kelapa sawit agar tidak terjadi kerusakan lingkungan, Abdul Waris menuturkan, hal tersebut juga harus menjadi perhatian bersama demi keamanan masyarakat Sulbar selaku petani perkebunan kelapa sawit.
“Itu yang harus kita perhatikan, mereka tetap berkebun namun tidak merusak lingkungan dengan melihat bagaimana ketinggian atau kemiringan lahan, misalnya kalau kemiringannya sudah 90 derajat, jangan dilakukan di situ karena pasti akan merusak lingkungan,” Ucapnya.
Untuk komoditi lainnya, Abdul Waris berharap, kedepan Yayasan Kehati juga dapat mendorong semua komoditi perkebunan yang ada di Sulbar agar dapat berkelanjutan seperti kakao, kelapa dan kopi.
“Sebagai tahap awal Yayasan Kehati hanya bergerak pada pembangunan kelapa sawit berkelanjutan. Kita harap semua komoditi dapat juga dimasukkan oleh Yayasan Kehati,” ujar Waris
Penasehat Senior Yayasan Kehati, Diah Suradiredja mengatakan, kegiatan tersebut sebagai momentum untuk melaksanakan pembangunan perkebunan kelapa sawit berkelanjut di Sulbar.
“Dukungan yang diberikan Yayasan Kehati ini, merupakan bagian dari komitmen kami kepada pemerintah, untuk mendorong kelapa sawit berkelanjutan dan implementasi rencana aksi nasional perkebunan kelapa sawit berkelanjutan,” ungkapnya.
Selain itu Abdul Waris juga mengatakan, untuk mensinkronkan data perkebunan kelapa sawit, pihaknya bersama dengan Yayasan Kehati akan memastikan berapa sebenarnya luar perkebunan kelapa sawit di wilayah Sulbar.
“Berapa luas areal perkebunan kelapa sawit harus kita lihat. Mudah-mudahan adanya kolaborasi dengan Yayasan Kehati ini, kita bisa melihat berapa sebenarnya luas perkebunan kelapa sawit yang ada,” Pungkasnya
(mhy/edo)