Proper Berhasil Dorong Perusahaan Untuk Lebih Perhatian Terhadap Lingkungan

oleh
oleh

Jakarta, iS – Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Rabu, 8 Januari 2020.
Hasil evaluasi PROPER penilaian tahun 2018-2019 telah diumumkan. Dari 2.045 perusahaan yang mengikuti PROPER, kinerja perusahaan dengan peringkat Emas sebanyak 26 Perusahaan, Hijau sebanyak 174 Perusahaan, Biru sebanyak 1.507 Perusahaan, Merah sebanyak 303 Perusahaan, dan Hitam sebanyak 2 Perusahaan.

Sementara itu, 13 perusahaan tidak diumumkan peringkatnya dikarenakan sedang menjalani proses penegakan hukum dan 20 perusahaan lainnya saat ini tidak beroperasi.

Wakil Presiden Republik Indonesia, Ma’ruf Amin di Istana Wakil Presiden, Jakarta (8/01/20), menyerahkan tropi anugerah PROPER untuk perusahan yang berhasil mendapatkan peringkat Emas.

Sedangkan untuk perusahaan yang mendapatkan peringkat Hijau, tropi diserahkan langsung oleh Menteri LHK, Siti Nurbaya di tempat yang sama.

Wakil Presiden Ma’ruf Amin dalam arahannya di depan para pimpinan perusahaan menjelaskan bahwa, ketaatan yang dinilai melalui PROPER sesungguhnya adalah upaya kita dalam menyeimbangkan pertumbuhan ekonomi dan sekaligus dalam rangka merawat lingkungan.

“Oleh karena itu, semakin banyak korporasi yang diikutsertakan dalam PROPER dan semakin tinggi standar penilaiannya, maka semakin tinggi pula dampak positifnya terhadap masyarakat”, terang Wakil Presiden Ma’ruf Amin.

Menteri Siti pada laporannya mengungkapkan bahwa, selain mengelola data pencemaran yang dihasilkan oleh industri, PROPER juga mendokumentasikan berbagai inovasi dunia usaha untuk meningkatkan efisiensi energi, efisiensi penggunaan air, upaya penurunan emisi, upaya penurunan beban air limbah, penerapan reduce, reuse dan recycle limbah B3 dan non B3.

“Pada tahun 2019, tercatat 794 inovasi yang meningkat 46% dari tahun sebelumnya. Bahkan jika diukur dari tahun 2015 dimana kriteria inovasi mulai diperkenalkan dalam PROPER, jumlah ini meningkat rata-rata 52% per tahun.

“Bahkan 94 inovasi telah memperoleh hak paten. Hasil inovasi tersebut mampu menghemat anggaran sebesar 192,63 trilyun Rupiah”, ungkap Menteri Siti.

Menteri Siti melanjutkan, selain mendorong inovasi dan efisiensi biaya, PROPER juga berhasil mendorong perusahaan melakukan program pemberdayaan masyarakat seperti pemberdayaan Suku Anak Dalam, pengembangan ekowisata yang melibatkan masyarakat setempat untuk mengelola konservasi hutan manggrove, pembinaan kelompok disabilitas menjadi percaya diri dan mandiri secara ekonomi, bahkan sampai upaya rehabilitasi penderita HIV/AIDS.

Dana yang bergulir di masyarakat melalui program pemberdayaan masyarakat ini mencapai 22,87 trilyun Rupiah. Jika program-program tersebut dikaitkan dengan upaya pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), maka sumbangsih dunia usaha untuk menjawab tujuan SDGs tahun ini tercatat 50,32 trilyun Rupiah, atau naik 30,10 % dibanding tahun sebelumnya.

“Kemudian, pada tahun 2019 juga mulai diterapkannya teknologi informasi dalam proses penilaian PROPER. Inovasi SIMPEL (Sistem Pelaporan Elektronik Lingkungan Hidup) telah menggantikan proses pengumpulan, analisa data dan penyusunan hasil evaluasi peringkat perusahaan yang sebelumnya dilakukan secara manual, dan sekarang dilakukan secara elektronik.

“SIMPEL memudahkan perusahaan untuk melaporkan dan mengelola data lingkungan”, terang Menteri Siti.

Menteri Siti menerangkan lebih lanjut, SIMPEL juga memudahkan dalam pengelolaan data. Dari 3.945 perusahaan yang aktif menyampaikan laporan, jumlah emisi yang dapat dikendalikan dilaporkan sebesar 579.107,34 ton SO2, 392.000,8 ton partikulat, 1.370.892,7 ton NO2. Sedangkan limbah cair sebesar 414.886,62 ton BOD, 863.774,4 ton COD, 125.474,72 TSS, 150.644,06 ton Minyak dan Lemak serta 1.645,58 ton Amoniak.

“Sementara itu jumlah limbah B3 yang dihasilkan mencapai 64.794.326,66 ton, 60,2 % sudah dikelola dengan baik, 30,8 % masih tersimpan di Tempat Pembuangan Sementara.(**)