Lama tak Diajarkan, Forpema Mamuju Desak Disdikpora Kembali Masukkan Muatan Lokal Kebudayaan Kedalam Kurikulum

oleh

Mamuju, Inisulbar.com — Momentum Hari Pendidikan nasional 2022 seyogyanya menjadi alarm bagi progress report dari Pemerintah Daerah Kabupaten Mamuju. Salah satu hal yang penting bilamana membahas soal pendidikan ialah pendidikan yang berbasis kebudayaan sebagai pembentuk karakter

Forum Pemuda Manakarra (Forpema) menganggap selama beberapa tahun ini Pemkab Mamuju, melalui Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) tidak mengakomodir mata pelajaran Muatan Lokal selaku mata pelajaran berbasis kebudayaan kedalam kurikulum yang diajarkan di sekolah.

Padahal, didalam Kepmendikbud Ristek Nomor 56/M/2022 yang terbit 10 Februari 2022 menjelaskan bahwa mata Pelajaran Muatan Lokal menjadi salah satu mata pelajaran wajib yang termuat didalam Kurikulum Merdeka.

Kordinator Forpema Mamuju, Adam Jauri mengungkapkan, dari hasil investigasinya bersama rekan-rekannya menemukan fakta bahwa Materi Muatan Lokal sudah lama tidak diajarkan atau masuk didalam kurikulum Pendidikan mulai dari tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) sampai pada tingkat Sekolah Dasar (SD).

“Seperti yang kita ketahui bahwa satu-satunya pintu masuk kedalam ruang pengetahuan Budaya serta nilai kearifan lokal hanyalah Materi Muatan Lokal, Namun realita yang ada Materi Mulok sudah tidak masuk didalam kurikulum pendidikan di Kabupaten Mamuju,” ungkap Adam, selasa (17/5/2022).

“Informasi yang kami dapatkan dari beberapa guru yang kami temui, mengaku, jikalau ternyata sudah tiga tahun lamanya Materi Muatan Lokal telah ditiadakan didalam Kurikulum pembelajaran,” sambungnya

Menurutnya, hal tersebut menjadi sesuatu yang absurd dimana Pemerintah menggaungkan revolusi mental agar terbangunnya jiwa kebangsaan, tetapi melupakan sesuatu yang mendasar dimana untuk sampai kepada membangun jiwa Kebangsaan diperlukan cara untuk mencintai budayanya.

Ia memaparkan, Banyak hal terkait kebudayaan yang bisa dijadikan sebagai bahan materi pembelajaran seperti; Mempelajari Bahasa Mamuju, Mengenal kesenian budaya Lokalitas di Kabupaten Mamuju, Mengenal dan mempelajari Kain Tenun Sekomandi Kalumpang, Mengenal Sejarah Mamuju, Mengenal Corak Budaya Mamuju – Kalumpang, mengenal lagu-lagu daerah dan beberapa bahan ajaran lainnya.

“Kami menilai bahwa Pemerintah Kabupaten Mamuju memandang enteng pentingnya pengetahuan Kearifan Lokal Budaya di Mamuju. Seakan-akan pengetahuan kebudayaan hanyalah dongeng diwaktu malam,” terang Adam.

“Ini menandakan masih belum baiknya sistem dan manajemen pendidikan yang ada di Kabupaten Mamuju. Karenanya itu kami mendorong kembali agar Materi Muatan Lokal menjadi bahan pembelajaran bagi peserta didik di tingkat SD hingga tingkat SMP,” tegasnya.