Dinkes Sulbar Gelar Lokakarya Peningkatan Kapasitas Fasyankes Menuju Layanan Terpadu TBC-HIV

oleh
oleh

MAMUJU, INISULBAR.COM,- Dalam upaya memperkuat kolaborasi penanggulangan Tuberkulosis (TBC) dan HIV di Sulawesi Barat, Dinas Kesehatan Kabupaten Mamuju bersama Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat menyelenggarakan Lokakarya Peningkatan Kapasitas Fasilitas Pelayanan Kesehatan dalam Persiapan Implementasi One Stop Service TBC-HIV, yang berlangsung di Nina’s Café, Mamuju, 20 hingga 21 Oktober 2025.

Kegiatan ini diikuti oleh 34 peserta dari berbagai rumah sakit dan puskesmas yang memiliki layanan TBC dan HIV, serta menghadirkan narasumber dari Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat, dr. Hadijah Tuami, dan Yayasan Peduli Kelompok Dukungan Sebaya (YPKDS).

Plt. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat, dr. Nursyamsi Rahim menegaskan bahwa layanan terpadu TBC-HIV merupakan langkah penting dalam mempercepat deteksi, diagnosis, dan pengobatan pasien.

“Model layanan terpadu ini memungkinkan pasien TBC dan HIV mendapatkan layanan skrining, pengobatan, serta pemantauan dalam satu fasilitas. Dengan begitu, kita bisa memastikan layanan yang cepat, efisien, dan berkeadilan bagi masyarakat,” ujarnya.

Ia menambahkan, kegiatan ini juga menjadi bagian dari Panca Daya ke-3, yaitu membangun sumber daya manusia yang unggul dan berkarakter dalam mewujudkan visi Sulawesi Barat Maju dan Sejahtera yang digagas oleh Gubernur Suhardi Duka dan Wakil Gubernur Salim S. Mengga.

Lokakarya ini menghasilkan sejumlah rencana tindak lanjut, antara lain:

• Penyusunan rencana implementasi One Stop Service di fasyankes;

• Penguatan kapasitas tenaga kesehatan dalam manajemen kolaborasi TBC-HIV;

• Penguatan jejaring layanan lintas program dan lintas sektor;

• Optimalisasi peran komunitas dan organisasi masyarakat dalam mendukung pelayanan TBC-HIV.

Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat berkomitmen menjadikan kegiatan ini sebagai pijakan awal menuju layanan TBC-HIV terpadu yang lebih efektif dan berorientasi pada pasien, sejalan dengan upaya nasional menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat TBC dan HIV di Indonesia. (*)