September 2022, Mamuju Alami Inflasi 1,08 Persen

oleh

Mamuju, Inisulbar.com — Mamuju mengalami Inflasi sebesar 1,08 persen berdasarkan hasil pemantauan harga eceran berbagai komoditas barang dan jasa yang dilakukan BPS di Kota Mamuju

Hal tersebut disampaikan dalam press release BPS Sulbar, 3 Oktober 2022. Adanya kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 113,26 pada Agustus 2022 menjadi 114,48 pada September 2022. Sedangkan tingkat perubahan indeks tahun ke tahun (September 2022 terhadap September 2021) adalah inflasi 6,72 persen.

Inflasi disebabkan kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya delapan indeks kelompok pengeluaran, yaitu kelompok makanan, minuman dan tembakau 0,12 persen; kelompok pakaian dan alas kaki 0,16 persen; kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga 0,19 persen; kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga 0,74 persen; kelompok transportasi 8,33 persen; kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya 0,69 persen; kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran 0,01 persen; dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya 0,89 persen.

Sedangkan kelompok yang mengalami deflasi yaitu kelompok kesehatan 0,43 persen dan kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan 0,30 persen. Sementara itu, kelompok pendidikan tidak mengalami perubahan atau relatif stabil. Beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga pada
September 2022, antara lain bensin, angkutan antar kota, cabai rawit, cabai merah, dan beras.

Pada September 2022 dari 11 kelompok pengeluaran, 8 kelompok memberikan andil/ sumbangan inflasi, 2 kelompok memberikan andil/sumbangan deflasi, dan 1 kelompok tidak memberikan andil/sumbangan terhadap inflasi Mamuju.

Kelompok pengeluaran yang memberikan andil/sumbangan inflasi, yaitu kelompok makanan, minuman dan tembakau 0,05 persen; kelompok pakaian dan alas kaki 0,01 persen; kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga 0,04 persen; kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga 0,03 persen; kelompok transportasi 0,92 persen; kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya 0,01 persen; kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya 0,04 persen; dan kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran dengan andil inflasi yang sangat kecil atau mendekati nol.

Sedangkan kelompok pengeluaran yang memberikan andil/sumbangan deflasi, yaitu kelompok kesehatan dan kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan dengan andil deflasi masing-masing sebesar 0,01 persen. Sementara kelompok pengeluaran yang tidak memberikan andil/sumbangan yaitu kelompok pendidikan.

Berdasarkan hasil Survei Harga Konsumen 90 kota di Indonesia pada bulan September 2022 menunjukkan bahwa 88 kota mengalami inflasi dan 2 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Bukittinggi sebesar 1,87 persen dan terendah terjadi di Merauke sebesar 0,07 persen. Sedangkan deflasi tertinggi terjadi di Manokwari sebesar 0,64 persen dan terendah terjadi di Timika sebesar 0,59 persen. Mamuju dengan inflasi 1,08 persen menempati urutan 44 dari 88 kota yang mengalami inflasi. (rls)