MAMUJU, INISULBAR.COM,- Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat melalui Tim Pasti Padu menggelar pertemuan koordinasi di Ruang Rapat Bappeda Litbang Kabupaten Mamasa, Rabu (13/8/2025), untuk memperkuat langkah konkret penanganan stunting dan kemiskinan ekstrem.
Kegiatan ini dihadiri oleh Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Provinsi Sulbar, dr. Muh Ihwan, bersama tim Pasti Padu Provinsi Sulbar. Turut hadir Bupati Mamasa, Wellem Sambolangi, yang menegaskan pentingnya komitmen nyata dalam penanganan stunting.
“Teori tentang stunting sudah terlalu banyak. Yang kurang sekarang adalah langkah konkret untuk menurunkannya. Saya minta kepada seluruh dinas kesehatan, KB, sosial, dan seluruh OPD terkait untuk mengurangi rapat di ruangan. Lebih baik biaya rapat kita gunakan untuk turun langsung memberi bantuan kepada anak-anak yang membutuhkan. Kalau kita makan kue di rapat, kita yang tidak stunting, tapi anak-anak tetap stunting,” tegas Bupati Mamasa.
Wellem juga menyampaikan bahwa permasalahan stunting di Mamasa tidak hanya berkaitan dengan gizi, tetapi juga dengan sanitasi, sumber air bersih, dan fasilitas MCK yang masih buruk. Ia bahkan memberikan instruksi tegas kepada 18 Puskesmas yang angka stuntingnya naik pada 2025.
“Kalau target penurunan stunting tidak tercapai, kepala puskesmasnya akan dinilai kinerjanya. Saya sudah membagi 36 OPD menjadi penanggung jawab kecamatan. Akan ada evaluasi rutin. Jangan hanya datang untuk SPPD, tapi benar-benar turun lapangan,” ujarnya.
Bupati mengingatkan para pejabat untuk tidak berbangga hanya dengan seragam dan jabatan, melainkan memikul beban moral untuk menjadi saluran berkat bagi masyarakat yang lemah.
Sementara itu, arahan Gubernur Sulawesi Barat, Suhardi Duka, yang disampaikan dalam berbagai kesempatan, menegaskan bahwa Pasti Padu adalah program yang berkontribusi langsung pada dua poin Panca Daya Sulbar Mempercepat pengentasan kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan Membangun sumber daya manusia yang unggul dan berkarakter.
“Jangan biarkan ada anak di Sulawesi Barat yang tumbuh dalam kekurangan gizi atau tanpa perhatian kesehatan yang memadai. Masa depan mereka adalah tanggung jawab kita hari ini. Mari satukan langkah, termasuk dunia pendidikan, untuk menjamin kehidupan yang lebih baik bagi generasi penerus,” pesan Suhardi Duka.
Ia menekankan bahwa Pasti Padu bukan sekadar program tahunan, melainkan gerakan kolektif dan berkelanjutan, karena kesehatan dan kesejahteraan masyarakat Sulbar adalah tanggung jawab bersama, bukan hanya sektor kesehatan.
Plt Kepala Dinas Kesehatan, dr. Nursyamsi Rahim juga menyatakan bahwa dengan semangat dan arahan pimpinan, diharapkan sinergi antara pemerintah provinsi, kabupaten, dan seluruh pemangku kepentingan dapat menghasilkan perubahan nyata bagi masyarakat, khususnya di daerah rentan stunting dan kemiskinan ekstrem. (*)