Mamuju, Inisulbar.com — Musibah bencana gempa bumi 6.2 SR yang menimpa Sulawesi Barat, 15 Januari lalu menyisakan berbagai kenangan yang tak terlupa dengan runtuhnya berbagai fasilitas publik, baik perkantoran, rumah warga hingga, gedung pelayanan seperti rumah sakit.
Pasca 3 bulan berselang, Mamuju kembali menata kembali pembangunan gedung-gedung tersebut. Salah satunya ditandai dengan oeletakan batu pertama pembangunan kembali Rumah Sakit Mitra Manakarra Mamuju oleh PT Mitra Husada Manakarra, selasa (18/5/2021)
Bupati Mamuju, Siti Sutinah Suhardi yang turut serta dalam momentum tersebut, mengungkapkan rasa syukur terkait pembangunan kembali gedung RS Mitra Manakarra. Ia berharap hal itu sebagai langkah dalam pemulihan Mamuju.
“Peribahasa habis gelap terbitlah terang sangat pantas menjadi penggambaran bagaimana harapan kita semua terhadap hadirnya kembali RS Mitra Manakarra sebagai salah satu fasilitas kesehatan yang representatif di Sulawesi Barat. Kita belum pulih, tapi kita tidak menyerah. Itu penegasan saya sebagai Bupati Mamuju sebagai gambaran kondisi saat ini, bahwa berbagai upaya telah kita lakukan untuk dapat segera bangkit dari dampak bencana alam gempa bumi dan bencana non-alam Covid19,” ungkap Sutinah.
Ia juga turut mengapresiasi perhatian Komisaris Utama PT Mitra Husada Manakarra, Dr. H. Suhardi Duka, MM atas kesediaannya menata kembali pusat pelayanan kesehatan swasta terbesar di Mamuju itu.
“Kita di Mamuju sangat beruntung memiliki figur yang senantiasa mencurahkan perhatian dan energinya untuk terus memperbaiki daerah ini. Untuk itu, saya atas nama pribadi dan atas nama Pemerintah Kabupaten Mamuju menyampaikan rasa terimakasih kepada Bapak SDK, atas komitmen yang begitu kuat untuk terus mendorong kemajuan Bumi Manakarra,” ucap Bupati perempuan pertama Mamuju itu.
Koordinator Konsultan Perencana dan Pelaksanaan, Ir. H. Firman Argo Waskito mengungkapkan bahwa bangunan RS Mitra yang baru ini akan lebih kuat dan aman, sehingga masyarakat tidak perlu merasa takut untuk berobat.
“RS Mitra kali ini dirancang untuk bisa menahan gempa hingga 8 magnitudo. Dengan luas 2300 meter, semua konstruksinya menggunakan besi ulir U32, beserta beton minimum K225. Sebagian K250. Pondasi tapak dengan kombinasi poer plat. Peletakannya semua elemennya simetris. Jarak antar tiang seragam 5 meter. Ini memberikan keyakinan bahwa kita akan aman. Jangan takut ke Mitra. Kami menjamin konstruksinya tahan gempa,” papar Firman
Senada dengan hal tersebut, Ketua Tim Pembangunan RS Mitra Manakarra, Ir. H. Hasan Yamani mengutarakan bahwa PT Mitra Husada Manakarra membangun kembali gedung RS Mitra dengan prinsip swakelola, di mana tenaga teknis yang dilibatkan merupakan putra asli daerah Mamuju.
“Rumah sakit merupakan kebutuhan utama masyarakat. Kami berkomitmen untuk menjaga kualitas dan kuantitas dengan menempuh semua prosedur. Konsep yang diusung adah The Art of Living and Harmony. Yakni konsep bangunan yang sejuk dan ramah lingkungan serta memudahkan interaksi masyarakat yang harmonis,” ungkapnya
Sementara itu, Komisaris Utama PT Mitra Husada Manakarra, Dr. H. Suhardi Duka, MM menuturkan pembangunan gedung RS Mitra kali ini akan dicukupkan 2 lantai saja, dengan target selesai 6 bulan ke depan.
“Konstruksi bangunan jadi fokus utama kami, dengan memerhatikan sejarah kegempaan Sulawesi Barat. Dulu saya bangun dengan lantai 5, tapi kali ini cukup 2 lantai saja, karena pertimbangan orientasi keamanan,” Sebut Suhardi Duka. (Diskominfosandi/Adv)