Inflasi Sulbar Terkendali, Bapperida Tegaskan Komitmen Daerah Jaga Stabilitas Harga Akhir Tahun

oleh
oleh

MAMUJU, INISULBAR.COM, – Badan Perencanaan Pembangunan, Riset dan Inovasi Daerah (Bapperida) Provinsi Sulawesi Barat mengikuti Rapat Koordinasi (Rakor) Pengendalian Inflasi Nasional yang digelar secara virtual pada Senin, 1 Desember 2025.

Kehadiran Bapperida dalam rakor ini menjadi wujud komitmen Pemerintah Provinsi Sulbar dalam menjaga stabilitas harga dan mendukung pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan sesuai arahan Gubernur Sulbar, Suhardi Duka, dan Wakil Gubernur, Salim S. Mengga.

Rakor tersebut diikuti oleh Kepala Bidang Perekonomian dan SDA Bapperida Sulbar, Aksan Amrullah, bersama jajaran perencana dan staf, mewakili Plt. Kepala Bapperida Sulbar, Darwis Damir.

Dalam rapat yang dipimpin Sekretaris Jenderal Kementerian Dalam Negeri, Tomsi Tohir, serta Deputi Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Puji Ismartini, pemerintah pusat memaparkan perkembangan inflasi nasional per November 2025.

Inflasi bulan ke bulan (month-to-month) tercatat 0,17 persen, turun dibandingkan Oktober yang mencapai 0,28 persen. Secara tahunan (year-on-year), inflasi berada pada level 2,72 persen, sementara inflasi year-to-date (Januari–November) mencatat 2,27 persen. Angka tersebut dinilai masih berada dalam rentang sasaran nasional 1,5–3,5 persen.

Sekjen Kemendagri mengingatkan pemerintah daerah untuk menjaga stabilitas pasokan pangan serta kelancaran distribusi menjelang Natal dan Tahun Baru, agar potensi tekanan harga dapat diantisipasi.

Deputi BPS, Puji Ismartini, menjelaskan bahwa inflasi November secara nasional dipicu oleh kenaikan harga emas perhiasan—yang telah naik selama 27 bulan berturut-turut—tarif angkutan udara, dan komoditas hortikultura seperti bawang merah dan wortel.

Sementara itu, komoditas seperti daging ayam ras, cabai merah, telur ayam ras, dan beras mengalami penurunan harga, sehingga menahan laju inflasi.

BPS mencatat sebagian besar kabupaten/kota juga mengalami penurunan Indeks Perkembangan Harga (IPH), menandakan mulai meredanya tekanan harga pangan jelang akhir tahun.

Sulawesi Barat menjadi salah satu dari 10 provinsi yang mencatat deflasi pada November 2025, dengan angka –0,24 persen month-to-month. Penurunan harga terjadi terutama pada komoditas pangan seperti beras, ayam ras, telur ayam, dan beberapa hortikultura.

Secara tahunan, inflasi Sulbar berada pada angka 2,56 persen, masih dalam batas aman sasaran nasional dan menunjukkan stabilitas harga yang baik sepanjang 2025.

Aksan Amrullah menyampaikan bahwa capaian ini menjadi hasil kolaborasi berbagai pihak di daerah—baik OPD teknis, TPID, maupun para pelaku usaha—dalam memastikan pasokan pangan tetap stabil.

Meski kinerja inflasi Sulbar cukup baik, pemerintah daerah tetap diminta waspada terhadap potensi kenaikan harga selama masa libur Natal dan Tahun Baru. Komoditas sensitif seperti cabai rawit, bawang merah, daging ayam, telur, serta kebutuhan transportasi perlu mendapat perhatian khusus.

“Pemerintah daerah harus terus menjaga kecukupan stok dan kelancaran distribusi agar harga tetap stabil,” demikian arahan yang disampaikan dalam rakor.

Dengan koordinasi yang kuat antarinstansi dan pemantauan harga yang intensif, Pemprov Sulawesi Barat optimistis dapat menjaga stabilitas inflasi hingga akhir tahun. (*)