Mamuju, Inisulbar.com — Indeks Harga Konsumen (IHK) Mamuju mengalami penurunan di empat indeks kelompok pengeluaran yang mengakibatkan deflasi. 5 bulan terakhir, Mamuju mengalami pertumbuhan ekonomi yang baik dengan tingkat inflasi yang cukup.
Berdasarkan hasil pemantauan harga eceran berbagai komoditas barang dan jasa yang dilakukan BPS di Kota Mamuju pada bulan Juli 2020 terjadi deflasi sebesar 0,16 persen, atau terjadi penurunan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 104,58 pada Juni 2020 menjadi 104,41 pada Juli 2020.
Hal tersebut diungkapkan Kepala Bidang Distribusi, Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Barat, Fredy Takaya dalam Pressrilis yang disampaikan via media sosial YouTube, Senin (3/8/2020).
“Inflasi terjadi karena adanya penurunan harga yang ditunjukkan oleh turunnya empat indeks kelompok pengeluaran, yaitu: kelompok makanan, minuman, dan tembakau 0,40 persen; kesehatan 0,31 persen; transportasi 1,27 persen; dan kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan 0,19 persen,” ungkap Fredy Takaya.
Sedangkan kelompok yang mengalami inflasi yaitu kelompok pakaian dan alas kaki 0,98 persen; perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga 0,04 persen; perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga 0,04 persen; rekreasi, olahraga, dan budaya 0,73 persen; pendidikan 0,64 persen; dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya 0,82 persen.
Sementara itu, kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran tidak mengalami perubahan atau relatif stabil. Beberapa komoditas yang mengalami penurunan harga pada Juli 2020, antara lain: bawang merah, cabai rawit, bawang putih, gula pasir, ayam hidup, ikan layang, ikan katamba, udang basah, dan beras.
Pada Juli 2020 dari 11 kelompok pengeluaran, 3 kelompok memberikan andil/sumbangan deflasi, 5 kelompok memberikan andil/sumbangan inflasi, dan 3 kelompok tidak memberikan andil/sumbangan terhadap inflasi/deflasi Mamuju.
“Kelompok pengeluaran yang memberikan andil/sumbangan deflasi, yaitu: kelompok makanan, minuman, dan tembakau 0,15 persen; transportasi 0,14 persen; dan kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan 0,01 persen,” papar Kabid Statistik distribusi itu.
Sedangkan Kelompok pengeluaran yang memberikan andil/sumbangan inflasi, yaitu: kelompok pakaian dan alas kaki 0,07 persen; perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga 0,01 persen; rekreasi, olahraga, dan budaya 0,01 persen; pendidikan 0,01 persen; dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya 0,04 persen.
Sementara kelompok pengeluaran yang tidak memberikan andil/ sumbangan, yaitu kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga; kesehatan; dan kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran. (bal)