Dongkrak Capaian Stunting, Bapperida Sulbar Fokuskan Program pada Konvergensi hingga Tingkat Desa

oleh
oleh

BEKASI,INISULBAR.COM,– Upaya percepatan penurunan stunting di Provinsi Sulawesi Barat masih menghadapi tantangan serius di tingkat desa. Hal ini terungkap dalam Workshop Evaluasi Pendampingan Program Percepatan Penurunan Stunting yang berlangsung di Nuanza Hotel & Convention, Bekasi, Jawa Barat, pada 9–12 Desember 2025.

Perencana Ahli Muda Bapperida Sulbar, Nurhalia B, mewakili Plt. Kepala Bapperida Darwis Damir, menyampaikan bahwa berdasarkan Laporan Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (PDT) Triwulan IV Tahun 2025, dari total 575 desa di Sulbar, hanya 30 desa yang mencapai kategori baik dalam pelaksanaan konvergensi pencegahan stunting.

“Dari seluruh desa di Sulbar yang tercatat pada aplikasi e-Human Development Worker (e-HDW), hanya sekitar 5 persen yang mencapai skor konvergensi minimal 60 persen, sebagai indikator pelaksanaan program pencegahan stunting yang terpadu dan berkelanjutan,” jelas Nurhalia.

Sebanyak 30 desa dengan kategori baik tersebut tersebar di empat kabupaten:
– Mamasa: 14 desa
– Pasangkayu: 8 desa
– Majene: 5 desa
– Polewali Mandar: 3 desa

Sebagian besar desa di Sulbar masih berada pada kategori capaian rendah. Sebanyak **358 desa masih berada pada skor awal (≥0 persen), sedangkan desa dengan kategori cukup (≥40 persen) baru mencapai 77 desa. Kondisi ini mengindikasikan bahwa program pencegahan stunting belum sepenuhnya terintegrasi di tingkat desa.

Secara nasional, pemerintah menargetkan penurunan prevalensi stunting menjadi 18,8 persen pada 2025 dan 14,2 persen pada 2029, sesuai Perpres Nomor 12 Tahun 2025 tentang RPJMN 2025–2029. Sementara itu, Pemerintah Provinsi Sulbar melalui RPJMD 2025–2029 menetapkan target prevalensi stunting balita sebesar 33,33 persen pada 2025 hingga  18 persen pada 2030.

Plt. Kepala Bapperida Sulbar, Darwis Damir, menegaskan bahwa arah kebijakan daerah difokuskan pada perbaikan pola konsumsi pangan dan peningkatan akses terhadap pangan bergizi. Komitmen tersebut diperkuat melalui program prioritas Sulbar Sehat, yang merupakan salah satu Quick Wins Gubernur Sulbar Suhardi Duka dan Wakil Gubernur Salim S. Mengga, khususnya dalam Peningkatan Gizi Ibu dan Anak untuk Pencegahan Stunting.

“Bapperida Sulbar berkomitmen memperkuat upaya percepatan penurunan stunting melalui penguatan perencanaan berbasis data dan peningkatan konvergensi lintas sektor hingga tingkat desa. Program pencegahan stunting akan terintegrasi dalam dokumen perencanaan daerah, selaras dengan RPJMD, RKPD, dan APBD,” tegas Darwis.

Sebagai informasi, desa dengan kategori kinerja baik dalam konvergensi pencegahan stunting harus memenuhi sejumlah kriteria, antara lain:
1. Melaporkan kartu skor konvergensi desa melalui e-HDW dengan skor minimal 60 persen .
2. Melibatkan warga dan pemangku kepentingan dalam rembuk stunting.
3. Mengalokasikan dana desa untuk program pencegahan stunting.
4. Melaksanakan rapat evaluasi semi-tahunan dan akhir tahun.
5. Melaporkan rumah tangga sasaran berisiko stunting yang difasilitasi TPK.
6. Memiliki KPM, TPK, dan kader Posyandu yang telah dilatih.
7. Memiliki minimal satu Posyandu aktif. (*)