Mamuju, Inisulbar.com,- Tingkat pengangguran terbuka (TPT) di Sulawesi Barat terus menunjukan tren penurunan. Berdasarkan data Februari 2024, TPT Sulbar 3,02 persen atau turun 0,02 persen dari bulan yang sama di tahun 2023.
Tenaga kerja dominan diserap di sektor pertanian dengan 45,88 persen, kemudian sektor perdagangan 16,92 persen, industri pengolahan 7,44 persen, administrasi pemerintahan 6,64 persen dan sektor-sektor lainnya.
Data tersebut berdasarkan survei angkatan kerja nasional (Sakernas) pada Februari 2024 lalu. Selain TPT jumlah angkatan kerja dibulan yang sama tercatat 773,28 ribu orang atau naik 55,28 ribu orang dibandingkan Februari 2023.
Dinas tenaga kerja (Disnaker) Sulbar melalui UPTD balai latihan kerja (BLK) Sulbar pun terus berupaya menekan angka pengangguran di Sulbar. Pelatihan-pelatihan berbasis kompetensi pun rutin di laksanakan setiap tahun. Tahun ini BLK Sulbar telah melaksanakan pelatihan angkatan ke enam.
“Tahun ini sudah angkatan keenam.kembali diikuti 33 orang peserta yang terbagi di empat jurusan. Jurusan konten kreator, service AC, desain grafis dan pengolahan hasil perikanan. Mereka bakal di latih selama 33 hari,” kata Kepala BLK Sulbar Andi Farid Kusno di kantornya, Selasa (4/6/2024).
Menurut Andi Farid Kusno, sudah banyak alumni BLK Sulbar bekerja di perusahaan besar dan menjadi pengusaha mandiri. Bahkan ada yang bekerja diluar negeri.
Sementara itu, Kepala Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Sulbar, Andi Farid Amri, berharap pelatihan berbasis kompetensi dapat membuka peluang usaha mandiri bagi masyarakat Sulbar.
“Untuk permodalan membuka usaha, kami bekerjasama pihak perbankan agar dapat di bantu melalui program Kredit Usaha Rakyat (KUR). Dengan adannya sertifikasi kompetensi ini, pihak bank tidak ragu lagi dalam memberikan bantuan modal,” jelas Andi Farid Amri.
Ditempat yang sama, ketua DPRD Sulbar Stti Suraidah Suhardi yang hadir pada kesempatan itu berharap dengan adanya kegiatan ini para peserta dapat bersungguh-sungguh memanfaatkan waktu dengan baik, sehingga peserta memiliki kesiapan dalam menghadapi dunia kerja.
“Saya berharap semua pekerja bisa100 persen kompeten, mempunyai skill yang bisa menopang ekonomi kita. Karena ini menjadi momentum yang menentukan sumber daya manusia yang berkualitas kedepan,” tutup Suraidah. (*/Adv).