MAMUJU, INISULBAR.COM,- Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat menyelenggarakan Pertemuan Monitoring dan Evaluasi Public Private Mix TBC Tingkat Provinsi Sulawesi Barat di Marannu Golden Hotel, Mamuju.
Kegiatan ini diikuti oleh 45 peserta yang terdiri atas perwakilan Dinas Kesehatan Provinsi, Dinas Kesehatan Kabupaten, serta Fasilitas Pelayanan Kesehatan Swasta (Fasyankes).
Pertemuan ini menghadirkan narasumber dari Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat, Dinas Kesehatan Kabupaten Mamuju, serta Global Fund Komponen TBC melalui pembiayaan Budget Line 390.
Kegiatan dibuka secara resmi oleh Plt. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat, dr. Nursyamsi Rahim, yang dalam sambutannya menyampaikan apresiasi atas kinerja program TBC di Sulawesi Barat. “Kinerja capaian TB Sulawesi Barat sangat bagus, bahkan lebih baik dibandingkan dengan wilayah provinsi lain,” ungkap dr. Nursyamsi.
Beliau menambahkan bahwa meskipun capaian program terus menunjukkan perbaikan, upaya menuju eliminasi TBC tahun 2030 masih memerlukan kerja keras, sinergi, dan komitmen kuat dari seluruh pihak.
“Tuberkulosis masih menjadi tantangan kesehatan masyarakat di Sulawesi Barat. Melalui pendekatan Public Private Mix, kita berupaya memastikan seluruh fasilitas layanan kesehatan baik pemerintah maupun swasta berperan aktif dalam menemukan, menangani, dan melaporkan kasus TBC guna terwujudnya Sumber daya manusia yang unggul dan berkarakter sesuai misi yang digagas oleh Gubernur Suhardi Duka dan Wakil Gubernur Salim S Mengga ,” lanjutnya.
Menurut dr. Nursyamsi, keberhasilan penanggulangan TBC tidak hanya bergantung pada upaya sektor pemerintah, tetapi juga membutuhkan keterlibatan rumah sakit swasta, klinik, apotek, laboratorium, organisasi profesi, dan mitra masyarakat. Kolaborasi lintas sektor inilah yang menjadi kunci utama dalam memastikan setiap pasien TBC mendapatkan diagnosis dan pengobatan yang tepat serta tuntas.
Selain membahas capaian dan tantangan pelaksanaan program TBC di seluruh kabupaten, kegiatan ini juga menjadi ajang berbagi praktik baik antar daerah dan antar fasyankes. Diharapkan hasil pertemuan ini dapat menjadi landasan strategis dalam memperkuat jejaring layanan dan tata kelola program TBC di Sulawesi Barat.
Di akhir sambutannya, dr. Nursyamsi menyampaikan apresiasi kepada semua pihak yang telah bekerja keras di lapangan, para tenaga kesehatan, petugas surveilans, laboran, kader, serta mitra dari sektor swasta yang menjadi garda terdepan dalam upaya eliminasi TBC.
“Mari kita terus bersinergi, bekerja dengan semangat, dan berinovasi untuk mewujudkan Sulawesi Barat bebas TBC tahun 2030,” tutupnya. (*)