MAMUJU, INISULBAR.COM, – Badan Perencanaan Pembangunan, Riset dan Inovasi Daerah (Bapperida) Provinsi Sulawesi Barat kembali menegaskan komitmennya dalam memastikan efektivitas pelaksanaan proyek strategis daerah.
Kali ini, Bapperida melaksanakan kegiatan Monitoring dan Evaluasi (Monev) terhadap proyek Pembangunan Tanggul Pengaman Pantai Tapandullu di Kabupaten Mamuju, Rabu, 12 November 2025.
Kegiatan ini menjadi bagian penting dari agenda pengawasan rutin Bapperida untuk memastikan seluruh program prioritas pemerintah daerah dibawa kepemimpinan Gubernur Sulbar, Suhardi Duka dan Wakilnya Salim S Mengga berjalan sesuai rencana — baik dari aspek progres fisik, kualitas pekerjaan, maupun realisasi keuangan — sekaligus mengidentifikasi langsung kendala lapangan yang perlu mendapat perhatian lintas instansi.
Tim Monev Bapperida dipimpin oleh Awaluddin, bersama anggota Faried Fadal, Muhaimin Indra, I Ketut Wibawa, Kurniawan, dan Firdaus, mewakili Plt. Kepala Bapperida Sulbar, Muh. Darwis Damir. Turut hadir perwakilan BPBD Sulbar, Dinas PUPR Sulbar, serta pihak pelaksana proyek dan konsultan pengawas.
Pembangunan Tanggul Pengaman Pantai Tapandullu merupakan proyek strategis daerah yang sangat vital bagi masyarakat pesisir Mamuju. Proyek ini bertujuan melindungi kawasan pesisir dari ancaman abrasi, gelombang pasang, dan banjir rob yang kerap mengganggu aktivitas ekonomi dan permukiman warga.
Lebih dari sekadar infrastruktur, proyek ini juga menjadi bagian dari strategi adaptasi terhadap perubahan iklim dan kenaikan muka air laut. Melalui pembangunan tanggul ini, pemerintah daerah berupaya menciptakan rasa aman dan kenyamanan bagi masyarakat, sekaligus menjaga kelestarian ekosistem pesisir dan keberlanjutan lingkungan hidup.
Hasil pemantauan Tim Bapperida menunjukkan bahwa hingga pertengahan November 2025, progres fisik proyek telah mencapai 89 persen dari total target pekerjaan sepanjang 792 meter, termasuk rehabilitasi tanggul lama sepanjang 145 meter.
Struktur tanggul dibangun menggunakan beton bertulang fc’ 20 dengan melibatkan 32 tenaga kerja lokal, sebagai wujud pemberdayaan masyarakat di sekitar lokasi proyek. Keterlibatan tenaga lokal ini tidak hanya mempercepat pelaksanaan, tetapi juga memberi dampak ekonomi positif bagi warga pesisir Tapandullu.
Meski demikian, pelaksanaan proyek sempat mengalami keterlambatan akibat kondisi alam seperti pasang air laut dan tingginya curah hujan dalam beberapa minggu terakhir.
Menindaklanjuti hasil pemantauan, Tim Monev Bapperida memberikan sejumlah rekomendasi. Pertama, percepatan penyelesaian pekerjaan agar target kontrak tercapai tepat waktu. Kedua, pengawasan mutu pekerjaan perlu diperketat agar seluruh aspek teknis sesuai spesifikasi dalam dokumen perencanaan.
Selain itu, Bapperida mendorong agar program pembangunan tanggul pantai ini dilanjutkan pada tahap berikutnya untuk menjangkau wilayah pesisir lain yang masih rawan abrasi. Hal ini penting untuk memastikan perlindungan menyeluruh terhadap kawasan pesisir Mamuju, yang memiliki peran strategis bagi sektor perikanan, perdagangan, dan pariwisata lokal.
Ketua Tim Monev, Awaluddin, menyampaikan bahwa kegiatan Monev tidak hanya menilai progres fisik, tetapi juga menekankan manfaat sosial ekonomi bagi masyarakat.
“Kami ingin memastikan pembangunan tanggul ini benar-benar melindungi masyarakat pesisir Tapandullu. Keterlibatan tenaga lokal juga menjadi indikator bahwa proyek ini memberi dampak langsung terhadap perekonomian setempat,” ujarnya.
Sementara itu, Faried Fadal menambahkan pentingnya manajemen lapangan yang adaptif.
“Kendala cuaca seperti pasang laut memang sulit dihindari, tetapi dengan pengaturan jadwal dan pengawasan yang baik, progres tetap bisa dikejar tanpa mengorbankan kualitas,” katanya.
Plt. Kepala Bapperida Sulbar, Muh. Darwis Damir, menegaskan bahwa pembangunan tanggul Tapandullu merupakan bagian dari komitmen Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat di bawah kepemimpinan Gubernur Suhardi Duka dan Wakil Gubernur Salim S. Mengga dalam memperkuat ketahanan wilayah dan infrastruktur adaptif terhadap perubahan iklim.
“Melalui kegiatan Monev seperti ini, Bapperida memastikan setiap proyek strategis tidak hanya selesai secara fisik, tetapi juga memberi manfaat nyata bagi masyarakat, lingkungan, dan ekonomi daerah,” ungkapnya.
Darwis menambahkan, Bapperida akan terus mengawal pelaksanaan program prioritas daerah dengan prinsip efektivitas, efisiensi, dan akuntabilitas.
“Kami ingin memastikan setiap rupiah anggaran pembangunan memberikan nilai tambah bagi masyarakat Sulawesi Barat,” tutupnya.
Dengan semangat kolaborasi antara Bapperida, BPBD, Dinas PUPR, dan seluruh pihak terkait, proyek Tanggul Tapandullu diharapkan segera rampung dan menjadi benteng ketahanan pesisir yang tidak hanya melindungi masyarakat dari abrasi, tetapi juga memperkuat daya saing ekonomi lokal melalui lingkungan pesisir yang lebih aman, tangguh, dan produktif. (*)

